Profil Transendental meditation di Indonesia

Author : Wahyu SaNedaTidak ada komentar

Pengertian Meditasi
Meditasi lebih mudah dipahami sebagai olah raga, dalam hal ini nafas dan pikiranlah yang diolah. Meditasi dilakukan dengan jalan memusatkan konsentrasi atau perhatian pada suatu hal saja, dalam dalam hal ini respirasi atau jalan keluar-masuknya nafas anda sendiri. Meditasi dapat dipahami sebagai olah yang melibatkan dua unsur yakni olah raga sembari melakukan pengolahan jiwa. Agar supaya berhasil dalam bermeditasi  hendaknya melibatkan ketenangan hati dan batin, serta pengendalian atas aktivitas ragawi yakni pikiran dan emosi.  Tidak kalah pentingnya untuk meditasi, harus didukung oleh suasana yang nyaman, hening, syahdu, dan tenteram.
Meditasi Tidak Berhubungan Dengan Agama
Pada prinsipnya proses meditasi sebagai salah satu jalan mengenali diri sendiri secara metodis dan ilmiah. Meditasi bukanlah ajaran agama tertentu melainkan ada dalam semua tradisi-tradisi agama besar dunia. Meditasi terdapat pula dalam berbagai kebudayaan dan ajaran suatu masyarakat. Dilakukan dengan berbagai macam metode atau tata cara.Tujuan utama meditasi adalah sebagai sarana mengenali jati diri lebih mendalam yang berhubungandengan roh atau spirit, jiwa atau soul. Dalam lingkup spiritualis memandang bahwa jalan untuk mencapai kebahagiaan sejati (audaimona) berawal dari suatu pengetahuan tentanginner world, substansi “dunia” yang ada dalam diri pribadi (jagad kecil) atau jati diri. Para pemikir dan spiritualis barat-timur  sepakat bahwa satu-satunya jalan untuk mengetahui diri kita yang terdalam adalah dengan cara sains meditasi. Sebagai tradisi spiritual yang paling kuno dan paling sistematis berkembang sejalan perkembangan peradaban manusia. Sementara itu meditasi dapat dilakukan dengan berbagai macam metode.


Alasan- alasan yang membuat Meditasi Transcendental sangat populer di dunia :
1. Sifatnya yang unik : Sederhana, Alami dan Tanpa Usaha.
2. Bersifat Universal : bisa dipelajari oleh siapa saja, tanpa memandang suku, agama, ras, latar belakang, pendidikan.
3. Tidak memakan banyak waktu, cukup 15-20 menit setiap pagi dan sore.
4. Tidak memerlukan konsentrasi yang terkadang menimbulkan sakit kepala.
5. Tidak mengubah gaya hidup
6. Bisa dilakukan dengan posisi duduk senyaman mungkin : boleh bersila, boleh duduk dikursi, boleh duduk di sofa, dsb.
7. Tidak berhubungan dengan agama ataupun kepercayaan manapun.
8. Sudah dibuktikan secara ilmiah.
9. Mudah mempelajarinya.
10. Memberikan rileksasi dan istirahat yang dalam dibanding tidur nyenyak sekalipun.
11. Sangat efektif untuk menghilangkan stress yang tertimbun.
12. Sangat bermanfaat bagi kesehatan dan mencegah timbulnya berbagai penyakit.
13. Juga bermanfaat bagi perkembangan otak, mental dan pikiran.

Cara melakukan meditasi: 
  1. Duduk bersila dan lakukan posisi punggung yang tegak dengan posisi tubuh keseluruhan terasa rilek, tidak kaku dan membuat cape. Jangan bungkuk atau bersandar, karena posisi itu memungkinkan anda terlelap dalam tidur. Sedangkan tujuan meditasi bukanlah untuk menidurkan diri, melainkan  untuk membangun kesadaran setinggi-tingginya.
  2. Berusahalah mengosongkan pikiran, dalam arti membuang semua pikiran-pikiran negatif dan rasa cemas yang mengganggu  anda setiap saat. Tahan pikiran anda dalam keadaan tenang dan  terkendali selama anda melakukan meditasi.
  3. Kirimkan sinyal sugesti ke alam bawah sadar anda bahwa diri anda dapat merasakan dan menyaksikan hal-hal yang jasad tidak bisa merasakan dan saksikan. Dalam keadaan tetap rileks, namun cermat, tajam dan waspada.
  4. Pusatkan  perhatian pikiran dan perasaan anda terhadap irama keluar masuknya nafas anda. Pasang kelima panca indera anda agar dapat merasakan dan mendengarkan nafas anda ketika nafas keluar dan masuk ke dalam paru-paru dipompa oleh jantung anda. Karena di dalam nafas anda terdapat atma atau energi pemberi kehidupan.  
  5. Apa yang anda bayangkan atau sugestikan dalam setiap nafas masuk dan keluar ? Pada saat menarik nafas ke dalam tubuh, rasakan suatu energi yang berwarna putih, bening, dan bersih. Dan pada saat menghembuskan nafas keluar dari tubuh bayangkan suatu energi berwarna kehitaman dan kotor. Energi putih dan bersih akan membangkitkan suatu energi kehidupan yang menyehatkan jasmani dan rohani anda. Rasakan energi atma itu masuk ke dalam tubuh dan meresap ke dalam setiap sel-sel tanpa kecuali. Energi putih akan membersihkan dan menguras segala macam kotoran dan penyakit yang ada di dalam tubuh anda. Setelah itu sugestikan di dalam bawah sadar anda dengan  membayangkan nafas keluar membawa segala macam kotoran dan penyakit dari dalam tubuh anda, sehingga energi berubah warna menjadi pekat kehitaman. Energi atma termasuk membersihkan penyakit stres, depresi,  kecemasan, yang tersembunyi di dalam tubuh dan pikiran anda menjadi lepas bebas tanpa beban lagi. Biarkan perasaan cemas, ketakutan, kekhawatiran dan keraguan anda pergi meninggalkan jasmani dan rohani anda.
  6. Kelemahan yang sering terjadi biasanya pikiran anda secara liar berkelana, seolah sulit sekali digenggam dalam satu titik pusat  perhatian, yakni memusatkan konsentrasi/perhatian kepada keluar masuknya nafas anda. Mulailah lagi mensugesti dan membayangkan  dalam setiap hela nafas anda. Nafas masuk membayangkan keadaan alam yang penuh ketenangan, penuh cinta-kasih, segar, sejuk, nyaman. Semua itu terasa memasuki ke dalam tubuh anda dengan digerakkan oleh jantung.
  7. Nah, dari rangkaian olah meditasi di atas yang paling utama anda jaga adalah sikap sabar dan telaten, jangan terburu-buru atau tergesa ingin merasakan sesuatu yang menakjubkan. Anda harus tetap ingat bawa tugas utama Anda adalah menjaga konsentrasi  untuk selalu memperhatikan nafas keluar masuk, dan merasakan gerak gerik darah anda yang mengalir ke seluruh penjuru tubuh anda.
  8. Sesi latihan ini dilakukan antara 11 hingga 17 menit.  Lama-kelamaan latihan meditasi ditingkatkan waktunya menjadi lebih lama. Setelah dapat melakukan konsentrasi secara baik dan benar dengan konsentrasi nafas, selanjutkan anda dapat mengisi pada aspek spiritualnya. Sehingga banyak pula yang menggunakan suatu mantra atau doa untuk semedi. Namun demikian, doa atau mantra pada hakekatnya hanyalah alat untuk memperkuat mental   atau aspek batiniah/rohaniah saja. 

Agama dan Psikologi transpersonal

Pengertian Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religiodan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Harun Nasution mendefenisikan agama sebagai berikut: 
(1) pengakuan akan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib, 
(2) pengakuan akan adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia, 
(3) pengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada satu sumber yang berada diluar diri manusia dan mempengarui perbuatan-perbuatan manusia, 
(4) kepercayaan kepada sesuatu yang gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu, 
(5) suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib, 
(6) pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang bersumber pada kekuatan gaib, 
(7) pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia, dan 
(8) Ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada manusia melalui seorang rasul.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.


Pengertian Psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal mempunyai perhatian terhadap studi potensial tertinggi umat manusia dan dengan pengakuan, pemahaman dan perealisasian keadaan-keadaan kesadaran yang mempersatukan, spiritual dan transenden.Transformasi kesadaran merupakan tinjauan pokok dari psikologi transpersonal, yakni studi mengenai pengalaman-pengalaman yang mendalam, perasaan keterhubungan dengan pusat kesadaran semesta, dan penyatuan dengan alam. Ada kesepakatan umum dari para tokoh cabang psikologi ini, untuk tidak mengidentikkan mazhab ini dengan keagamaan secara formal. Psikologi transpersonal bukanlah agama, bukan ideologi, bukan juga metafisika dan bahkan bukan New Age (seperti praktik aura, crsytal, aromatherapy, kajian UFO, dll) meskipun ada sedikit irisan dengannya.

Istilah transpersonal sendiri pertama kalinya dipakai oleh Carl Gustav Jung dalam bahasa Jerman, yakni “uberpersnolich” (transpersonal) yang artinya kurang lebih sama dengan collective unconscious. Yakni bentuk ketidaksadaran kolektif yang dimiliki oleh semua orang dari berbagai ras yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam ketidaksadaran kolektif terdapat ribuan arketif, seperti ide tentang Tuhan, anima, animus, arketif Diri dll, yang beberapa di antaranya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman spiritual.
 
Psikologi transpersonal sebagai kekuatan atau mazhab keempat dalam bidang psikologi itu sendiri dideklarasikan oleh Abraham Maslow. Di tahun 1968, ia mengatakan, “Saya melihat,psikologi humanistik sebagai angkatan ketiga psikologi sedang mengalami transisi, sedang mengalami persiapan menuju psikologi angkatan keempat yang lebih tinggi, transpersonal, transhuman, yang lebih berpusat kepada kosmos dari pada terhadap kebutuhan manusia, melewati kemanusiaan, identitas, aktualisasi diri dan semacamnya.


Hubungan antara agama dengan Psikologi Transpersonal  
Hubungan agama dengan psikologi transpersonal dengan menyatakan bahwa psikologi transpersonal hanyalah satu kajian terhadap gejala keagamaan (spiritual experience) yang belum terekspresi kedalam agama. Sementara kajian tentang eskpersi spiritual experience yang terbentuk kedalam prilaku keagamaan seseorang (apakah itu ekspresi spiritual (ekspresi keagamaan), atau prilaku beragama) , dikaji dalam psikologi agama. Seseorang bisa disebut berspirtual jika ia merasakan pengalaman spiritual (spiritual experience) atau ia meyakini keberadaan kekuatan gaib (mystical believe) yang menguasai dan mempengaruhi dirinya. Seseorang bisa disebut Beragama jika ia mengekspresikanpengalaman atau keyakinan spiritualitasnya dalam prilaku dan kepribadian. Adapun lembaga keagamaan ialah satu jenis agama tertentu yang sudah mengatur rambu-rambu dan membantu bagaimana seseorang mengekspresikan jiwa keagamaanya dengan tepat.
Di sini ada tiga point yang harus dijelaskan wilayah kajiannya secara jelas :
  1. Pengalaman spiritual (spiritual experience) wilayah kajian psikologi transpersonal yang memperhatikan gejala-gejala spiritual. Gejala-gejala spiritual ini diyakini memberi pengaruh bagi kejiwaan dan tingkah laku(aspek psikologis) seseorang. Kami memahami ini sebagai berspiritual. 
  2. Keyakinan seseorang terhadap kekuatan gaib yang menguasai dan mempengaruhinya walaupun dia tidak pernah merasakan pengalaman unik yang gaib (mystical believe).
  3. Ekspresi seseorang terhadap pengalaman atau keyakinannya (ekspresi terhadap point 1 dan 2) atau prilaku yang didasari oleh kedua hal tersebut, namun masih berjalan secara bebas. (Ini bisa masuk kedalam psikologi agama karena kami meyakini bahwa asal mula suatu agama ialah ekspresi bebas indifidu pembawa agama). Kami memahami ini sebagai ekspresi spiritual (ekspresi keagamaan).      
  4. Wadah yang mencoba mengarahkan dan mengendalikan ekspresi keagamaan agar berada dijalur yang tepat. Kami memahami ini sebagai prilaku beragama.

Posted On : Kamis, 17 September 2015Time : 23.09
SHARE TO :
| | Template Created By : Wahyu Hipnosis | CopyRigt By : TRANSPERSONAL | |