Author : Wahyu SaNedaTidak ada komentar
Bismillahirrahmanirrahiim,
Banyak orang yang ingin menjelajah Alam Bawah Sadar (Istilah dunia tenaga dalamnya: Ilmu Meraga Sukma). Bagaimanakah rahasia yang sebenarnya ? Benarkah Mejelajah Alam Bawah Sadar hanya bisa dilakukan dengan metode tirakat (Toriqat) atau dengan meminta bantuan jin…?
Anda mungkin pernah mendengar cerita seseorang berilmu tinggi, yang mampu mengunjungi familinya hanya dengan berkonsentrasi atau Meditasi, Tafakur atau Toriqat. Atau, Anda mungkin pernah menonton film yang berkisah tentang seorang pendekar yang bertarung dari jarak jauh dengan “tubuh halus”-nya dengan pendekar yang menjadi lawannya, seseorang bertempur dengan bangsa makhluk halus dengan tubuh halusnya. Hal semacam itu merupakan ciri dari seorang yang memiliki Ilmu Menjelajah Alam Bawah Sadar, yang memang dapat dipergunakan untuk melepas sukmanya tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Ilmu Menjelajah Alam Bawah Sadar, atau banyak juga orang mengiistilahkanya sebagai “Proyeksi Astral, Lepas Sukma, Pangaracutan, Proyeksi Mental, Out of Body Experience, bahkan Astral Projection”, adalah suatu proses pelepasan sukma dari raga untuk melakukan perjalanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Proses ini bila sampai ketingkat sempurna, maka semua rasa panca indera pelakunya dibawa keluar, sehingga sukmanya mampu mendengar, merasakan, melihat dan meraba lingkungan sekitarnya dengan sukma itu sendiri secara nyata seperti dia dalam keadaan normal.
Didalam keilmuan Satya Buana menjelajah alam bawah sadar ini diistilahkan dengan “Komunikasi Lintas Dimensi”, melalui suatu teknik konsentrasi yang sangat dalam (deep concentration) dengan cara Dzikir dan Tafakur. Teknik ini akan dipelajari pada saat peserta telah mencapai tingkat Purnama Bersinar (PS), Bintang Lima Menuju Purnama (BLP) dan Satya Buana (Jenjang 8, 9 dan 10). Namun tidak menutup kemungkinan peserta yang berada dibawah jenjang ini mampu melaksanakan teknik tersebut, tergantung kepekaan dan kemampuan bawaan yang sudah ada dialam diri peserta atau peserta pernah mempunyai pengalaman melatih teknik-teknik tersebut sebelumnnya diluar kepelatihan Satya Buana.
Apakah menjelajah alam bawah sadar diperbolehkan dalam syariat Islam ? Marilah kita cermati firman Allah SWT ini :
“Wahai jema’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya, melainkan dengan sulthon (kekuatan ilmu pengetahuan).” (QS. Ar-Rahman: 33). Kemudian dilanjutkan dengan ayat: “Kamu pasti (mampu) mengendarai wahana antariksa (bintang-bintang) pangkalan demi pangkalan” (QS. Al-Insyiqaq/ 84 ayat 19).
Penjelasannya bahwa sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah memberikan suatu fasilitas dalam tubuh manusia untuk melakukan perjalanan ke penjuru langit dan bumi secara fisik (teknologi: ilmu pengetahuan dan teknologi canggih) dan non fisik (energi: ilmu pengetahuan abstrak, ilmu pengetahuan absolut, sukma) jika memang manusia itu memiliki kekuatan atau kemampuan ilmu pengetahuan yang sangat tinggi itu (sulthon). Untuk menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, melintasinya, mampu atau tidak dapat menembusnya, ditentukan oleh tingkat sulthon (kekuatan ilmu pengetahuan) seseorang, inilah yang dimaksud ayat tersebut. Artinya, Allah telah memberikan peluang dan tantangan kepada manusia untuk melakukan itu, permasalahannya tinggal kemampuan ilmu manusia tersebut yang dapat menjawab tantangan tersebut.
Perlu diketahui, proses menjelajah alam bawah sadar itu sesungguhnya bukanlah melepas ruh dari tubuh fisik kita, tetapi hanya memproyeksikan (mentrasmisikan) energi pikiran yang disebut Sukma atau tingkat yang lebih tinggi disebut Jiwa. Kalau kita melepas roh bisa menyebabkan kematian dan itu hanya kuasa Allah. Itulah sebabnya orang yang menjelajah alam bawah sadar bisa menarik kembali energi pikiran yang diproyeksikannya melanglang buana, sehingga dapat berfungsi seperti sediakala kembali. Energi pikiran atau sukma ini secara otomatis akan kembali ke raga dalam kondisi tertentu, misalnya saja karena kaget, tertindih energi lain, dan sebagainya.
Sukma atau jiwa adalah kemampuan manusia yang bersifat kasat mata, ghaib, atau metafisika. Sedangkan sukma atau jiwa ini sangatlah kompleks yang terdiri dari beberapa sub-sub penyusun.
Salah satu dari sub-sub tersebut adalah kemampuan Alam Bawah Sadar atau ada orang yang menyebutnya ESP (Extra Sensory Perception), atau juga disebut Indera Keenam. Kemampuan Bawah Sadar inipun sebenarnya kompleks juga. Hanya yang pasti, kesemuanya ini jelas merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, sejak dia lahir dengan sifatnya yang khas.
Sifat khas dari kemampuan Indera Keenam ini adalah kemampuan sensoriknya yang tidak dibatasi oleh materi, ruang dan waktu. Dengan sifat uniknya ini maka Indera Keenam mampu melakukan aktivitas “antar dimensi” atau Transdimensi tanpa hambatan mnateri, ruang dan waktu.
Mungkin dapat difahami secara sederhana, apa yang disebut sukma atau jiwa ini dapat dianalogikan sebagai perangkat lunak (software) pada komputer. Kita tahu bahwa software sendiri terbagi dalam beberapa klasifikasi sesuai kebutuhan penggunanya.
Jika dalam software komputer dikenal yang namanya Operating System sebagai basis kegiatan seluruh aktivitas komputer maka, dalam jiwa atau sukma kita pun ada komponen yang berfungsi sebagai basis kegiatan seluruh aktivitas hidup kita yang dalam bahasa Qur’an disebut sebagai QALBU.
Jadi sebenarnya kegiatan melepas sukma bukan membuat tubuh kita menjadi kosong tanpa ada roh yang mengisinya. Mengapa ? Karena sebenarnya kita bukan “MELEPASKAN ATAU MENANGGALKAN”sukma tapi mendayagunakan kemampuan Extra Sensorik kita untuk melakukan penjelajahan antar dimensi. Extra Sensorik adalah alat sensor yang tersedia didalam tubuh kita yang memiliki kemampuan jauh lebih tinggi (super multifungsi) dari alat-alat sensor lainnya seperti telinga penangkap gelombang suara diteruskan ke gendang telinga menuju ke otak sebagai alat penerjemah, mata penangkap gambaran yang terlihat oleh cornea mata diteruskan ke otak belakang sebagai alat penterjemah, kulit sebagai receptor kepekaan raba diteruskan oleh neurotransmitter melalui syaraf-syaraf ke otak untuk diterjemah, hidung sebagai alat penangkap bau diteruskan oleh syaraf-syaraf hidung ke otak untuk diterjemah, lidah sebagai alat pengecap diteruskan oleh syara-syaraf lidah untuk di terjemahgkan oleh otak, dan seterusnya.
Extra Sensorik ini tidaklah berfungsi semerta-merta kapan kita mau, tapi dia harus dibangkitkan melalui metoda latihan tertentu sampai suatu saat kita dapat memfungsikannya, namun sewaktu-waktu dalam kasus yang luar biasa dia bisa bangkit seketika dan meniadakan fungsi indra (sensor) yang lain, namun sangatlah jarang.
Proses melepas sukma hanya memanfaatkan kemampuan otak yang kompleks. Tidak seperti yang diperkirakan orang yang menyangka melepas sukma adalah berupa sinar dan saudara empat lima pancer. Hal ini jauh dari kenyataan yang sesungguhnya.
Otak manusia adalah suatu organ tubuh yang sangat luar biasa dan teramat kompleks. Seperti kita ketahui otak manusia terbagi-bagi menjadi banyak sekali bagian yang masing-masing mengatur suatu fungsi sistem tubuh manusia, seperti ada yang khusus mengatur syaraf sensorik, lalu ada yang mengatur khusus untuk syaraf motorik, dan lain-lain. Dan salah satu fungsi penting di dalam otak, ada suatu bagian otak yang mempunyai tugas sebagai “pengawas”, yaitu mengawasi seluruh kerja tubuh kita sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Nah, bagian otak ini terus-menerus bekerja walau kita tertidur pulas. Buktinya adalah walau kita tidur pulas sekali, bagian tubuh seperti jantung terus memompa darah dari dan ke seluruh tubuh, atau paru-paru yang terus menghisap oksigen dan melepas CO2, dan lain-lain. Tanpa bagian otak ini tubuh kita akan tidak dapat berfungsi ketika kita tidur sehingga akibatnya kita bisa mati, karena kegagalan fungsi tubuh.
Salah satu bagian otak yang penting lainnya adalah suatu bagian otak yang bertugas untuk menganalisis setiap pesan sensorik yang diterima tubuh lalu dikirim dalam bentuk Neurotransmitter ke otak, seperti dari mata, sehingga kita bisa melihat, dari kulit sehingga kita bisa merasakan sakit ketika kita tertusuk duri, dari telinga sehingga kita bisa mendengar, dan lain sebagainya. Bagian otak ini sangat penting bagi manusia karena jika bagian otak ini tidak berfungsi dengan baik maka kita tidak akan bisa melihat, mendengar, merasakan, membaui, dan lain-lain. Walaupun mata, telinga, kulit, dan hidung kita normal tidak ada yang rusak sama sekali, namun jika bagian otak tadi rusak maka tidak akan ada artinya sama sekali.
Secara lengkap jika anda ingin memahami lebih jauh tentang fenomena otak secara komplit dapat anda baca dalam buku saya yang berjudul ”Kenalilah Otak Anda”, walaupun belum sempat saya publikasikan kepada para peserta, namun dengan senang hati jika ada peminatnya akan saya sajikan kepada anda.
Jika kita bisa memfungsikan dan melatih dua bagian otak di atas secara maksimal, maka kita akan bisa mampu melepas sukma. Caranya adalah kita harus bisa membuat kesadaran otak kita tetap terjaga, walau tubuh kita tertidur pulas sekali (dalam Ilmu Tasauf dikenal dengan istilah Tidur yang Terjaga). Dengan menjaga kesadaran otak yang penuh ketika kita tidur, maka ketika kita tidak lagi merasakan tubuh (tidak bisa menggerakkan/merasakan tubuh kita sama sekali tapi kita masih sadar sepenuhnya), maka jiwa kita ini bisa seakan-akan“melayang-layang (terproyeksi)” kemana-mana, pergi ke manapun yang kita mau dengan bebas seakan-akan kita sedang bangun. Anda bingung ??! (sama ... dulu juga saya bingung seperti anda hee hee hee...!), tentu saja karena anda belum mengalaminya secara nyata, tetapi sebenarnya anda tak perlu bingung karena anda sebanarnya selalu melakukan ini sepanjang malam, ketika anda tidur, hanya anda belum mampu melakukannya dengan sengaja dan mengendalikan sukma dan raga anda secara bersamaan.
Dan inilah yang dikatakan ”Tidur yang Terjaga”. Perlu anda fahami ”Tidur yang Terjaga” itu tidak sama dengan ”Tidur Benaran”. Bingung lagi khan ??! yaa... nggak usah bingung ikuti aja terus, lalu latih diri anda, supaya bisa merasakan ... mempelajari enggak mau ...berlatih apa lagi ...taunya protes aja ... jangan gitu dong ilmu itu harus di cari, dipelajari dan diuji-coba ... nanti anda penasaran baru muncul keinginan anda untuk mencobanya. Okey ! Kenapa anda bingung karena anda belum pernah mengalaminya, kalau anda sudah sering mengalaminya hal ini bukanlah barang aneh bagi anda, percaya ?! .. tanya sama orang yang pernah mempraktikannya... Yaa ! Nanti lapor saya gimana rasanya ... heeheehee !! Jangan lupa bawa goreng pisang yaa !.. supaya enak cerita pengalamannya, asyeeek .. !
Suatu hal penting yang perlu ditegaskan adalah kemampuan melepas sukma ini adalah murni kemampuan memanipulasikan atau merekayasa kemampuan otak, bukan ruh !. Jadi kalau kita mengganggap melepas sukma adalah melepas nyawa atau ruh, hal ini jelas sama sekali tidak benar alias salah besar. Buktinya adalah kita masih bisa bebas balik lagi ke tubuh wadag kita, tanpa ada hal-hal yang aneh. Bayangkan, kalau ruh anda yang terlepas dari raga tentu kita tidak bisa balik lagi ke tubuh wadagnya, riwayat hidup anda tamat alias The End ... karena ruh anda sudah ditangan malaikat maut dan anda hanya mampu menonton tubuh kasar (tubuh wadaq) anda dari kejauhan dikerumuni orang banyak, sebab mulut anda nggak bisa lagi diajak berbohong, membual, ngoceh, ngomelin orang, ngerumpi, tangan anda nggak bisa lagi mukul orang, mencuri, maling, jahil, nanda tangan kwitansi kosong, kaki anda tak bisa lagi diajak jalan-jalan ke Mall, ke Cafe, tempat-tempat hiburan, olah raga seperti latihan Satya Buana dll .... kecuali atas izin Allah SWT dalam kasus yang spesifik dan langka sifatnya.
Orang yang ingin melepas sukma dengan sengaja diluar kategori tidur, harus memiliki energi tubuh yang cukup besar supaya mampu melontarkan (mentrasmisikan-memproyeksikan) sukmanya ke luar raga, dan dipergunakan untuk proses perjalanan luar tubuh. Orang itu harus mengetahui teknik melepas sukma untuk dilatih dengan disilpin dan kontinyu.
Seorang penulis Misteri pernah mengajarkan sebuah buku petunjuk latihan metoda Chikung yang berisi berbagai teknik latihan indra ke-6 dengan pernafasan murni. Salah satunya metoda melepas sukma dengan metoda rileks, dibarengi pernafasan tertentu untuk melepaskan sukma yang dinamakan Meditasi Levitasi Pikiran. Metoda ini sangat aman dan efektif untuk dilakukan oleh para pemula sebagai arena untuk berlatih. Caranya adalah berikut ini :
1. Anda berbaring di lantai dengan nyaman. Tangan diletakkan di samping tubuh dengan jempol dan telunjuk saling bersentuhan. Pejamkan mata dan taruh lidah di langit-langit.
2. Anda lakukan menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut dengan aturan nafas:
- Ambil nafas dan keluarkan nafas 50% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan semua.
- Ambil nafas dan keluarkan nafas 90% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan nafas semua.
- Ambil nafas dan keluarkan nafas 1 % lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan nafas semua.
- Ambil nafas dan keluarkan 100% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan semuannya.
- Ambil nafas dan keluarkan 30% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan semuanya.
- Ambil nafas dan keluarkan 20% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan nafas semuanya.
3. Anda bernafaslah alami selama 5 menit dan akhiri dengan meditasi.
4. Anda membuka mata dan niatkan untuk melepas sukma. Setelah itu biarkan tubuh Anda relaks dan tetap berbaring sambil tidur-tiduran sampai Anda memasuki kondisi sangat relaks atau setengah tidur. Sebab pada saat itu Anda mengalami sensasi seperti berputar atau gerakan energi dari dalam tubuh yang ingin keluar. Apabila tubuh Anda menjadi dua maka Anda tinggal mengendalikan “tubuh halus” alias sukma untuk berjalan-jalan, kemanapun yang anda mau.
Teknik melepas sukma metoda Meditasi Levitasi Pikiran Chi Kung ini sangat aman dan efektif. Anda yang melakukan tahapan latihan dengan benar manpu melepas sukma hanya beberapa kali latihan saja.Apabila Anda ingin mengembalikan “badan halus” alias sukma hanya tinggal meniatkan menarik sukma masuk tubuh dan membuka mata Anda.
Sesungguhnya, apa yang disebut sebagai Ilmu Melepas Sukma hanya memanfaatkan pontesi otak untuk menproyeksikan dan melevitasikan pikiran untuk keluar tubuh. Prosesnya membutuhkan bantuan energi tubuh besar yang bisa dirangsang dengan motada pernafasan tertentu.
Perlu dikatahui, dalam penguasaan melepas sukma ini banyak sekali orang yang memakai metoda tirakat (toriqat) yang adakalanya biasanya meminta bantuan jin (qodam) . Metoda bantuan jin (qodam atau qorin) ini jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan secara syariat Islam karena kita telah berkolaborasi dengan jin yang dilarang Allah dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam untuk berhubungan dengan jin (Baca QS. Al-Jin: 9).
Selain itu, metoda tirakat kolaborasi dengan jin jelas sekali memiliki efek-efek negatif secara medis. Sebagai contoh, si jin hanya membantu menproyeksikan dan melevitasikan pikiran atau jiwa keluar tubuh dengan merekayasa sistem syaraf otak atau jiwa kita, sehingga sangat berpotensi bisa mengganggu sistem syaraf kita bahkan jiwa kita, jika saja kita tidak kuat dan sungguh-sungguh telah siap. Nah ! seandainya satu atau beberapa syaraf otak anda dicuri atau diambil oleh si jin yang anda ajak kerjasama untuk bahan koleksinya (untuk mainan anaknya) si Jin, anda bisa kelimpungan karena enggak ada toko/Supermarket/Mall yang menjual spare part otak anda sebagai penggantinya. Nah ..! anda mau cari kemana ... khan repot ... Atau apabila Jiwa anda dibawa melanglangbuana ke dalam dunia mereka, lalu jiwa anda dikawinkan dengan anak gadisnya yang cantik sampai punya anak lagi khan repot juga,. Welehh...weleh ... anda nggak bisa kembali lagi ke dunia nyata, karena repot ngasuh anak anda dengan Si Jin itu. Makanya, jangan ikut-ikutan bermain-main dengan Jin ya ... nanti anda akan nyesel sendiri.
Metoda ter-aman dan ter-efektif adalah dengan memanfaat pontesi tubuh manusia itu sendiri, yakni hanya dengan meningkatkan kapasitas energi tubuh supaya mampu menlontarkan sukma keluar tubuh, dan melakukan proses perjalanan luar tubuh. Tentunya membutuhkan latihan yang intensif dengan jangka waktu tertentu. Didalam kepelatihan Satya Buana metoda ini dikenal dengan Metoda Transmisi Lintas Dimensi, Komunikasi Lintas dimensi, On-Line dan Sidik Bioplasmik, yang banyak dilatih pada tingkat Purnama Bersinar sampai kepada Tingkat Satya Buana.
Demikian penjelasan yang dapat kami sajikan dalam bab ini, materi ini kami pandang sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh peserta, sebab dalam kasus-kasus tertentu saat kita membantu penyelesaian klien (pasien) terhadap berbagai kasus, kita sering berhadapan dengan fenomena tentang sifat-sifat/prilaku cahaya dan bidang metafisika yang secara ilmu pengetahuan medis dan analisis laboratorium tidak bisa diungkap apalagi diselesaikan.
Posted On : Senin, 14 September 2015Time : 21.02