Psikologi Transpersonal merupakan turunan langsung dari Psikologi Humanistik. Yang membedakan antara Psikologi Humanistik dengan Psikologi Transpersonal adalah bahwa dalam Psikologi Transpersonal lebih menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak yang dialami manusia.
Psikologi Transpersonal berpendapat bahwa potensi tertinggi individu terdapat dalam dunia spiritual yang bersifat non-fisik.
Dengan menyadari betul tentang keadaan manusia yang bukan hanya terletak pada dunia fisik semata dan meyakini bahwa inti terpenting individu terletak pada dunia spiritual yang bersifat kasat mata dan abstrak. Dengan kata lain, Psikologi Transpersonal memandang kita sebagai makhluk spiritual yang memiliki pengalaman manusia, dan bukannya manusia yang memiliki pengalaman spiritual.
Psikologi Transpersonal berdiri pada pertemuan antara psikologi modern dan spiritualisme, budaya barat dan timur, modern dan tradisional. Selain itu, Psikologi Transpersonal dianggap sebagai kekuatan keempat (the fourth force) setelah Psikoanalisis, Behaviorisme dan Humanisme.
Menurut Tart (1993), Psikologi Transpersonal merupakan kekuatan keempat dalam psikologi yang dikembangkan dari psikologi humanistik pada tahun 1960-an. “Trans” berasal dari akar kata Latin yang berarti melewati, melewati “persona”, topeng sosial, diri (self) dan pribadi. Sementara itu, Daniels (2007) menjelaskan bahwa Psikologi Transpersonal merupakan cabang psikologi yang memusatkan perhatiannya pada studi tentang bagian dan proses tentang pengalaman mendalam atau perasaan yang luas tentang siapa dirinya atau sensasi yang besar terhadap koneksitas dengan orang lain, alam atau dimensi spiritual. Kata transpersonal berarti melewati personal atau pribadi. Salah satu asumsi dalam psikologi transpersonal adalah bahwa pengalaman transpersonal meliputi suatu kesadaran yang lebih tinggi dimana self atau ego mengalami proses transendensi.
Davis (2007) menempatkan posisi Psikologi Transpersonal di antara psikologi dan pengalaman spiritual. Psikologi Transpersonal merupakan bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologis dengan bidang spiritual. Sebagaimana yang dikemukakan Daniels, Davis juga mengatakan bahwa konsep utama dari Psikologi Transpersonal adalah transendensi diri atau suatu sensasi terhadap identitas yang mendalam, meluas dan menyatu dengan segalanya. Akar kata dari transpersonal atau melewati topeng mengacu pada kondisi transendensi diri tersebut.
Guralnik (Brown, 2001) menyebutkan bahwa kata “trans” dalam bahasa Latin berarti “di sisi lain” seperti terwujud dalam kata transatlantic atau “di atas dan melewati” seperti pada kata transendensi. Sedangkan “persona” dalam bahasa Latin berarti “topeng”. Kata personality diturunkan dari terminologi topeng tersebut dan mengacu pada suatu kualitas perilaku yang diekspresikan melalui aktivitas fisik dan mental serta sikap.
Psikologi Transpersonal menurut Brown (2001) berusaha membantu seseorang untuk mengeksplorasi tingkat energi dan melewati kesadaran (awareness) atau sisi lain dari topeng dan pola-pola kepribadian.
Psikologi Transpersonal bersifat longgar dan menerima masukan tentang permasalahan spiritual, baik dari tradisi kebijaksanaan dunia spiritual maupun psikologi modern. Tradisi dunia spiritual meliputi Hinduisme, Budhisme dan Taoisme maupun dari agama Yahudi, Kristen dan Islam. Psikologi Transpersonal ingin menciptakan sintesis dari kedua jawaban di atas (Cortright, 1997; Adi, 2002).
Rueffler (1995) mengatakan bahwa akar kata dari transpersonal diambil dari bahasa Latin “trans” yang berarti “melewati”, “melebihi” dan “persona” yang berarti “topeng”. Jadi, singkatnya Psikologi Transpersonal adalah ekspresi dari jiwa yang melewati dan melampau topeng.
Lebih lanjut Vaughn (Rueffler, 1995) mengatakan bahwa pada saat ini, Psikologi Transpersonal memberikan model dari seluruh spektrum perkembangan kesadaran yang menjadi jembatan antara aliran-aliran psikologis dan aliran-aliran spiritual. Bidang ini menjadi sesuatu yang menarik bagi orang-orang yang ingin menumbuhkan spiritualitasnya dan mengembangkan kesehatan psikologisnya dengan kualitas tinggi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Psikologi Transpersonal merupakan kekuatan keempat dalam bidang psikologi yang menjembatani antara psikologi dan spiritual dimana memusatkan perhatiannya pada studi tentang bagian dan proses tentang pengalaman mendalam atau perasaan yang luas tentang siapa dirinya atau sensasi yang besar terhadap koneksitas dengan orang lain, alam atau dimensi spiritual dan berusaha membantu seseorang untuk mengeksplorasi tingkat energi dan melewati kesadaran (awareness) atau sisi lain dari topeng dan pola-pola kepribadian.